Cara Membedakan Ma'rifat dan Nakirah

 Ma'rifat adalah sesuatu yang berlaku khusus, sedangkan nakirah adalah sesuatu yang berlaku umum. 

Sebagai gambaran, perhatikan perbandingan dua lafadz berikut:

رَØ£َÙŠْتُ الرَّجُÙ„َ

رَØ£َÙŠْتُ رَجُÙ„ًَا

Meskipun keduanya memiliki arti yang sama: 'saya melihat seorang laki-laki', namun laki-laki yang dimaksud di lafadz yang pertama (jelas orangnya), sedangkan laki-laki di lafadz kedua masih secara umum.

Lafadz rajul yang pertama sebagai ma'rifat yang dalam contoh ini ditandai dengan alif lam, sedangkan lafadz rajul yang kedua sebagai nakirah.

Lebih jauh lagi, penggunaan ma'rifat dan nakirah ini penting mengingat sensitifnya makna.

Perhatikan contoh pertama dan kedua lafadz berikut!

Contoh pertama:

الْبَÙŠْتُ Ùˆَاسِعٌ, artinya: rumah itu luas (salah satunya ma'rifat dan salah satunya nakirah)

=> kalimat sempurna (sebagai mubtada dan khabar)


Contoh kedua:

الْبَÙŠْتُ الْÙˆَاسِعُ, artinya: rumah yang luas itu (dua-duanya ma'rifat)

=> belum menjadi kalimat sempurna (sebagai na'at man'ut)


Dari contoh-contoh di atas, menjadi semakin pahamlah kita tentang pentingnya mengetahui perbedaan makrifat dan nakirah.

Lantas, bagaimana cara membedakannya?

Untuk isim makrifat, terdapat tujuh ciri:

1) Dhamir, contoh: Ù‡ُÙˆَ

Artinya, setiap lafadz dhamir adalah bentuk ma'rifat.

2) 'Alam (nama) meliputi ismun karimun (contoh: Ù…ُØ­َÙ…َّدٌ), kunyah (julukan); contohnya Ø£َبُÙˆْ سَعِÙŠْدٍ, dan laqab (panggilan); contohnya Ø´َÙ…ْسُ الدِّÙŠْÙ†ِ. 

3) Isim isyarah, contoh: Ù‡َذَا

4) Isim maushul, contoh: الَّذِÙŠ

5) Lafadz yang terdapat alif lam, contoh: الْÙˆَÙ„َدُ، الْØ£ُسْتَاذُ

6) Lafadz yang terdapat idhafah, contoh: ÙƒِتَابُÙƒَ

7) Munada maqsud, contoh: ÙŠَا Ø£َسْتَاذُ


Apabila tidak terdapat ketujuh ciri di atas, maka dapat dipastikan bahwa lafadz tersebut adalah nakirah.