Munada adalah isim manshub yang terletak setelah huruf nida.
Contoh:
ÙŠَا رَسُÙˆْÙ„َ اللّٰÙ‡ِ
ÙŠَا عَبْدَ اللّٰÙ‡ِ
Hukum/Ketentuan Munada
Meski munada ini termasuk isim manshub, namun ia hanya manshub dalam keadaan tertentu. Berikut rinciannya.
1. Munada dalam keadaan manshub
Munada dalam keadaan manshub apabila:
1. Sebagai mudhaf. Contoh: ÙŠَا Ù†َبِÙŠَّ اللّٰÙ‡ِ
2. Menyerupai mudhaf. Contoh: ÙŠَا Ø·َالِعًا جَبَÙ„ًا
3. Nakirah ghair maqshudah. Contoh: ÙŠَا رَجُÙ„ًا
2. Munada dalam keadaan marfu'
Munada dalam keadaan marfu' apabila:
1. 'Alam Mufrad (nama tunggal).
Contoh: ÙŠَا Ù…ُØَÙ…َّدُ
2. Nakirah maqshudah.
Contoh: ÙŠَا رَجُÙ„ُ
Catatan:
Apabila keadaan munada terdapat alif lam, maka wajib di dahului:
1. Ø£َÙŠُّÙ‡َا (untuk mudzakar)
2. Ù‡ٰذَا (untuk mudzakar)
3. Ø£َÙŠَّتُÙ‡َا (untuk muanats)
4. Ù‡ٰذِÙ‡ِ (untuk muanats)
*Mengenai manshubatul asma yang belum dibahas:
-Untuk khabar kana wa akhawatuha sudah dibahas di marfuatul asma. Bedanya, isim kana bagian dari marfuatul asma, sedangkan khabar kana bagian dari manshubatul asma
-Untuk isim inna wa akhawatuha sudah dibahas di marfuatul asma. Bedanya, khabar inna bagian dari marfuatul asma, sedangkan isim inna bagian dari manshubatul asma
-Untuk materi tawabi', karena bagian dari marfuatul asma, manshubatul asma, dan majruratul asma, maka akan dibahas di pembahasan khusus