Ilmu Nahwu: Isim Mabni dan Murab

Isim mabni terdiri dari 5 macam. Yaitu isim dhamir, isim isyarah, isim maushul, isim syarat, dan isim istifham. Sedangkan fiil mabni terdiri dari
Isim Mabni dan Murab
Dok. Pribadi


 Setelah memahami perbedaan mabni dan mu'rab serta contohnya, maka pada pembahasan ini akan dikaji lebih jauh mengenai isim mabni dan mu'rab. Isim mabni berarti suatu

isim yang akhir kalimatnya tetap, seperti dzālika (ذلك) yang dalam keadaan apapun tetap dibaca dzālika. 

Sedangkan isim mu'rab adalah yang akhir kalimatnya berubah. Seperti lafadz waladun (ولد) yang ketika ada huruf jar misalnya bisa berubah menjadi waladin.

Macam-macam isim mabni 

Isim mabni terdiri dari 5 macam. Yaitu isim dhamir, isim isyarah, isim maushul, isim syarat, dan isim istifham. 

Berikut pemaparan mengenai macam-macam dan contoh isim mabni.

1. Isim Dhamir

Pertama, isim dhamir, yaitu kata ganti. Contohnya huwa (هو) yang artinya dia seorang laki-laki,  huma (هما) yang artinya mereka berdua laki-laki, dan seterusnya (lihat ilmu sharaf yang membahas tashrif dhamir rafa' munfashil). 

2. Isim Isyarah

Kedua, isim isyarah, yaitu kata tunjuk. Baik kata tunjuk dekat (ini), maupun kata tunjuk jauh (itu). Namun di bahasa Arab, penggunaan lafadz untuk mudzakar dan muanats berbeda. Begitupun dari segi jumlah. Contohnya dzalika (ذلك ) yang artinya itu untuk mudzakar tunggal, dan hadza (هذا) yanga artinya ini untuk mudzakar tunggal.

Ketiga, isim maushul. Jika dialihbahasakan, bisa diartikan "yang", namun bisa juga tidak memiliki arti karena merupakan kata penghubung. Contohnya alladzī (اللذى) dan alladzìna ( اللذين).

Keempat, isim syarat. Yaitu isim yang membutuhkan jawab syarat. Contohnya lafadz man (من) yang artinya barang siapa. Banyak contoh dalam hadis yang menggunakan lafadz ini. 

Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir. Apakah jumlah tersebut sudah dimengerti? Oleh karena itulah membutuhkan jawab syarat: maka hendaklah memuliakan tamunya. Kelanjutan inilah yang dinamakan jawab syarat.

Artinya, setiap isim syarat maka pasti terdapat jawab syarat. Karena tidak akan dipahami dan tidak sempurna maknanya bila tidak diiringi jawab syarat.

Kelima, isim istifham, yaitu kata tanya. Dalam bahasa inggris, kita mengenalnya dengan istilah 5W 1H. Man (مَنْ) untuk kata tanya siapa, aina (أَيْنَ) untuk kata tanya dimana, limādza (لِمَاذَا) untuk kata tanya mengapa, matā (مَتَى) untuk kata tanya kapan, dan  kaifa (كَيْفَ) untuk kata tanya bagaimana.

Lalu bagaimana membedakan man dalam istifham dan isim syarat? Tergantung konteksnya. Bila dalam suatu jumlah membutuhkan jawab syarat, maka dipastikan itu bukan isim istifham, melainkan jawab syarat.

Kelima isim di atas semuanya mabni, artinya dalam keadaan apapun baris akhirnya akan selalu tetap dan tidak berubah. Meskipun misalnya terdapat huruf jar. Contoh wa lidzālika (وَ لِذٰلِكَ), meski terdapat lam sebagai huruf jar, tidak mengubahnya menjadi wa lidzāliki karena termasuk isim yang mabni.

Tanda-tanda isim mabni

Untuk menentukan alamat/tanda dari isim mabni sangatlah mudah. Lihat baris/syakal terakhir kalimat isim bersangkutan. Contohnya huwa ( هُوَ), karena huruf terakhirnya wau, dan syakalnya dalam keadaan fatah, maka alamat mabninya adalah fatah. Berikut tanda-tanda isim mabni.

Pertama, mabbiyyun 'alādh-dhammi

(مبني على الضم). Contohnya نَحْنُ.


Kedua, mabniyyun 'alāl-fathi

 (مبني على الفتح). Contohnya ذٰلِكَ, كَيْفَ.


Ketiga, mabniyyun 'alāl-kasri 

(مبني على الكسر). Contohnya هٰذِهِ.


Keempat, mabniyyun 'alassukūn 

(مبني على السكون). Contohnya antum أَنْتُمْ dan أَنَا. Mengapa anā mabni atas sukun? Karena huruf terakhirnya mad. Setiap mad dimabnikan dengan sukun.

Isim yang mu'rab beserta tanda i'rabnya

Sebelumnya telah dipahami bahwa i'rab isim terdiri dari marfu', manshub, dan majrur. Hanya saja, tidak mutlak bahwa marfu' selalu dengan dhammah, manshub selalu dengan fathah, dan majrur selalu dengan kasrah. Sebab bergantung dari jenis isimnya.

Lafadz (ولد) dengan i'rab waladun waladan waladin memang benar. Tapi bagaimana dengan lafadz muslimūna (مسلمون), mūsā (موس), dan masih banyak lagi.

Ada sembilan macam isim mu'rab. Berikut ini uraiannya.

1. Isim mufrad

Dalam bahasa arab, isim mufrad adalah kata dasar karena tidak terdapat tambahan dan perubahan apapun dari segi asal kata. Oleh karena itu, maknanya pun menunjukan satu, disesuaikan dengan konteks kalimat. Apakah sebuah, seseorang, sesuatu, seekor, dan seterusnya.

Maka bila menemukan kalimat isim sebagaimana asalnya, dapat dipastikan bahwa itu adalah isim mufrad. Contohnya baitun بَيْتٌ yang artinya sebuah rumah dan waladun وَلَدٌ yang artinya seorang anak laki-laki.

Bagaimana tanda i'rab isim mufrad? Kita ambil contoh dari lafadz baitun (بيت). 

-Marfu' (مرفوع) dengan dhammah. Contohnya بَيْتٌ

-Manshub (منصوب) dengan fathah. Contohnya بَيْتًا

-Majrur (مجرور) dengan kasrah. Contohnya بَيْتٍ


2. Isim Mutsana'

Dalam bahasa arab, jika ingin menunjukan dua, maka harus ditambah alif nun atau ya nun yang dinamai mutsanā. 

Baitun yang tadinya mufrad bermakna sebuah rumah, bila ingin diganti menjadi dua buah rumah maka harus ditambah alif nun: menjadi baitāni (ييتان) atau ya nun: menjadi baitaini (بيتين). 

Begitupun dari kata waladun. Bila ditambah alif nun menjadi waladāni (ولدان) atau ditambah ya nun menjadi  waladaini (ولدين ).

Bagaimana dengan tanda i'rab isim mutsana? Sampel lafadz yang diambil masih menggunakan baitun.

-Marfu' (مرفوع) dengan alif. Contohnya baitāni (بَيْتَانِ)

-Manshub (منصوب) dengan ya. Contohnya baitaini (بَيْتَيْنِ)

-Majrur (مجرور) dengan ya. Contohnya baitaini (بَيْتَيْنِ)

Mengapa manshub dan majrur isim mutsana sama? Apakah tidak akan tertukar? Apakah menerjemahkannya akan keliru? Bila ke depan kita memahami manshubatul asma dan majruratul asma, maka kita akan mengetahui konteks suatu kalimat sehingga dapat diketahui apakah isim mutsana tersebut manshub atau majrur.

 =>  Isim mu'rab berikutnya adalah tentang jama'. Di dalam bahasa arab, lafadz isim yang menunjukan banyak disebut isim jama'. Ada tiga macam isim jama': jama' mudzakar salim, jama' muanats salim, dan jama' taksir.

3. Jama' Mudzakar Salim

Ialah isim yang menunjukan banyak untuk mudzakar. Ciri isim ini adalah terdapat tambahan wau nun atau ya nun di akhirnya. 

Muslimun (مسلم) yang artinya seorang muslim laki-laki, bila menginginkan lafadz para muslim laki-laki, maka lafadz muslimun diberi tambahan wau nun menjadi muslimūna (مُسْلِمُوْنَ) atau ya nun sehingga menjadi muslimīna (مُسْلِمِيْنَ).

Perhatikan mengenai perbedaan tambahan ya nun dalam jama' mudzakar salim dengan mutsana. Bila dalam jama' mudzakar salim, huruf sebelum tambahan ya nun berharakat fatah. Sedangkan dalam mutsana, huruf sebelum tambahan ya nun berharakat kasrah. 

Maka lafadz muslimun (مسلم) bila ingin diubah ke dalam mutsana menjadi muslimaini (مُسْلِمَيْنِ) yang artinya dua orang muslim laki-laki. Bila diubah ke dalam jama' mudzakar salim menjadi muslimīna (مُسْلِمِيْنَ) yang artinya para muslim laki-laki.

Perlu ketelitian dalam hal ini. Sebab apabila salah satu harakat saja bisa berbeda arti. Contohnya saja seperti tambahan ya nun di atas.

Bagaimana dengan i'rab jama' mudzakar salim?

-Marfu' (مرفوع) dengan wau. Contohnya muslimūna (مُسْلِمُوْنَ)

-Manshub ( منصوب) dengan ya. Contohnya muslimīna (مُسْلِمِيْنَ)

-Majrur (مجرور) dengan ya. Contohnya muslimīna (مُسْلِمِيْنَ)

4. Jama' muanats salim

Ialah isim yang menunjukan banyak untuk muanats. Ciri isim ini adalah diberi tambahan alif dan ta di akhirnya. Contohnya lafadz muslimatun (مُسْلِمَةٌ) yang artinya seorang muslim perempuan. Bila makna yang diinginkan adalah para muslim perempuan maka harus diberi tambahan alif dan ta sehingga menjadi muslimātun (مُسْلِمَاتٌ).

Sebagai kata kunci, mufrad muanats selalu diakhiri ta marbuthah, maka untuk merubahnya menjadi jama' adalah menambahkan alif di huruf sebelum ta marbuthah, kemudian ta marbuthah diubah menjadi ta tanits.

Bagaimana i'rab jama' muanats salim?

-Marfu' (مرفوع) dengan dhammah. Contohnya muslimātun (مسلماتٌ)

-Manshub (منصوب) dengan kasrah. Contohnya muslimātin (مسلماتٍ)

-Majrur (مجرور) dengan kasrah. Contohnya muslimātin (مسلماتٍ)

5. Jama' taksir

Ialah isim yang menunjukan banyak dengan perubahan yang tidak beraturan. Tidak seperti kedua jama' di atas, jama' taksir memerlukan wawasan kosakata bahasa arab yang luas untuk mengetahui bentuknya. 


Perhatikan contoh-contoh perubahan mufrad ke dalam jama' taksir berikut ini.

-Sebuah rumah: بَيْتٌ ->  Banyak rumah: بُيُوْتٌ

-Seorang anak laki-laki: وَلَدٌ -> Banyak anak laki-laki: أَوْلَادٌ

-Sebuah kitab: كِتَابٌ -> Banyak kitab: كُتُبٌ

Dari contoh-contoh di atas, perhatikan perubahan dari mufrad menjadi jama taksir yang berbeda-beda. Dengan rutin membaca mufradat bahasa Arab, insyaAllah  akan menambah wawasan mengenai bentuk-bentuk jama' taksir yang tidak beraturan tersebut.

Bagaimana i'rab jama' taksir?

-Marfu' dengan dhammah. Contoh: كُتُبٌ

-Manshub dengab fatah. Contoh: كُتُبًا

-Majrur dengab kasrah. Contoh: كُتُبٍ

6. Al-asmaul Khamsah

Dari namanya, kita sudah dapat menerjemahkan sebagai isim yang lima. Apa sajakah isim yang lima itu? Abūka - akhūka -hamūka - fūka - dzū mālin :

  ابوك - اخوك - حموك - فوك - ذومال

Lafadz kaf  dan mālin di atas hanya sebagai contoh karena bisa diubah. Misalnya menjadi lafadz abū bakrin (ابو بكر), dzū 'ilmin (ذو علم).

Bagaimana i'rab al-Asmaul khamsah? Kita ambil lafadz abūka sebagai contoh dari salah satu  isim yang lima.

-Marfu' (مرفوع) dengan wau. Contohnya abūka (اَبُوْكَ)

-Manshub (منصوب) dengan alif. Contohnya abāka (اَبَاكَ)

-Majrur (مجرور) dengan ya. Contohnya abīka (اَبِيْكَ)

7. Isim Maqshur

Ialah isim yang terdapat alif lazimah. Contohnya lafadz al-fatā (الفتى), mūsā (موسى), dan 'īsā (عيسى).

Bagaimana i'rab isim maqshur?

-Marfu' (مرفوع) dengan dhammah muqaddarah. Contohnya al-fatā (الْفَتَى)

-Manshub (منصوب) dengan fatah muqaddarah. Contohnya al-fatā (الْفَتَى)

-Majrur (مجرور) dengab kasrah muqaddarah. Contohnya al-fatā (الْفَتَى)

8. Isim Manqush

Ialah isim yang terdapat ya lazimah. Contohnya al-qādhī (الْقَاضِى) dan al-hādi (اْلهَادِى).

Bagaimana i'rab isim manqush?

-Marfu' dengan dhammah muqaddarah. Contohnya al-qādhī (اْلقَاضِى)

-Manshub dengan fatah. Contohnya al-qādhiya (اْلقَاضِيَ)

-Majrur dengan kasrah muqaddarah. Contohnya al-qādhī ( اْلقَاضِى)

Yang dimaksud dengan muqaddarah adalah yang dikira-kira.

9. Isim ghair munsharif / ismulladzī lā yanshārif

Ialah isim yang tidak menerima kasrah. Contohnya عَائِشَةُ, dan عُمَرُ.

Bagaimana i'rab isim ghair munsharif?

-Marfu' dengan dhammah. Contohnya 'Āisyatu (عَائِشَةُ)

-Manshub dengan fatah. Contohnya 'Āisyata (عَائِشَةَ)

-Majrur dengan fatah. Contohnya 'Āisyata (عَائِشَةَ)

Kesimpulan

Berikut ringkasan i'rab isim mu'rab:

1. Isim mufrad: marfu' dengan dhammah, manshub dengan fatah, majrur dengan kasrah.

2. Isim mutsana: marfu' dengan alif, manshub dengan ya, majrur dengan ya.

3. Jama' mudzakar salim: marfu' dengan wau, manshub dengan ya, majrur dengan ya.

4. Jama' muanats salim: marfu' dengan dhammah, manshub dengan kasrah, majrur dengan kasrah.

5. Jama' taksir: marfu' dengan dhammah, manshub dengan fatah, majrur dengan kasrah.

6. Al-asmāul khamsah: marfu' dengan wau, manshub dengan alif, majrur dengan ya.

7. Isim maqshūr: marfu' dengan dhammah muqaddarah, manshub dengan fatah muqaddarah, majrur dengan kasrah muqaddarah.

8. Isim manqūsh: marfu' dengan dhammah muqaddarah, manshub dengan fatah, majrur dengan kasrah muqaddarah.

9. Isim ghair munsharif: marfu' dengan dhammah, manshub dengan fatah, majrur dengan fatah.

Ringkasan di atas berguna sebagai hafalan untuk bekal membaca kitab gundul dan memahami materi ilmu nahwu secara praktik.


*Sumber teoritis diambil dari kitab almuyassar fī 'ilmin nahwi

*Hendaklah membaca dan memahami dengan baik agar memudahkan pemahaman materi berikutnya