Ilmu Nahwu: Kaidah Irab dan Bina dalam Isim dan Fiil

Irab isim terdiri dari marfu', manshub, dan majrur. Sedangkan i'rab fiil terdiri dari marfu', manshub dan majzum.
Kaidah Irab dan Bina
Dok. Pribadi

 

Setelah memahami huruf, kalimat dan jumlah, pada materi ini akan dibahas kaidah dalam isim dan fiil.

Baik isim maupun fiil, masing-masing terdiri dari mabni dan murab. Tetapi keduanya memiliki kaidah irab dan bina yang berbeda. Apa itu irab dan bina? I'rab adalah berubahnya akhir kalimat, sedangkan bina adalah tetapnya akhir kalimat.

Perlu dicatat bahwa lafadz mabni dan bina' adalah satu makna. Yang dimaksud mabni adalah kalimat isim atau fiil bersangkutan yang mengalami i'rab, sedangkan i'rab adalah perubahannya. Begitupun yang dimaksud mabni adalah isim atau fiil yang bersangkutan yang dalam keadaan tetap, sedangkan bina adalah ketidakperubahannya atau tetapnya.

Jadi, mabni artinya isim atau fiil yang akhir kalimatnya tetap, sedangkan mu'rab artinya isim atau fiil yang akhir kalimatnya berubah.

Kaidah irab dalam isim dan fiil

Irab isim terdiri dari marfu', manshub, dan majrur. Sedangkan i'rab fiil terdiri dari marfu', manshub dan majzum. Oleh karena itu, dalam isim tidak ada majzum, dan dalam fiil tidak terdapat majrur.

Kapan suatu isim dalam keadaan marfu', manshub, atau majrur?

-Suatu isim dalam keadaan marfu' apabila menduduki jabatan kalimat sebagai bagian dari marfu'atul asma (seperti fail, naibul fail, dsb)

-Suatu isim dalam keadaan manshub apabila menduduki jabatan kalimat sebagai bagian dari manshubatul asma (seperti maf'ul bih, maf'ul fih, dsb)

-Suatu isim dalam keadaan majrur apabila menduduki jabatan kalimat sebagai bagian dari majruratul asma (seperti majrur bil-jar, majrur bil-idhafah, dsb)

Adapun menganai marfuatul asma, manshubatul asma, dan majruratul asma akan dirinci dalam pembahasan yang lebih khusus. 

Kapan suatu fiil dikatakan marfu', manshub, atau majzum?

-Suatu fiil dalam keadaan marfu' apabila kosong dari adat yang menashabkan dan menjazmkan

-Suatu fiil dalam keadaan manshub apabila terdapat adat yang menashabkan

-Suatu fiil dalam keadaan majzum apabila terdapat adat yang menjazmkan

Adapun mengenai adat-adat yang menashabkan atau menjazmkan akan dibahas dalam pembahasan khusus.

Begitupun mengenai tanda i'rab akan dibahas di materi selanjutnya. Hal ini untuk memudahkan pembaca untuk memiliki gambaran dasar sebelum mempelajari rinciannya.


Kaidah bina dalam isim dan fiil

Rumus bina tidak sebanyak i'rab, meski begitu, memahaminya tetaplah penting. Tanpa mengetahui bina dan mabni, sulit pula untuk mengetahui i'rab dan mu'rab.

Di dalam isim, untuk mengidentifikasinya dapat dilihat dari huruf terakhir. Dalam keadaan apapun kalimatnya tidak akan berubah. Contohnya lafadz dzālika (ذٰلِكَ), huruf terakhir dalam lafadz tersebut adalah kaf. 

Pernahkah mendengar perubahan dzālika menjadi dzāliki atau dzāliku? Sudah dapat dipastikan bahwa ini termasuk mabni, karena baris (syakal) nya 'tetap' dalam keadaan apapun. Berbeda dengan lafadz waladun (وَلَدٌ) yang baris akhirnya bisa berubah menjadi waladan maupun waladin.

Sedangkan dalam fiil, teorinya beda lagi. Fiil yang jenisnya meliputi fiil madhi, fiil mudhare', dan amr. Dari ketiganya, hanya fiil mudhare' saja yang  mu'rob, itupun selama tidak bersambung dengan nun inats dan nun taukid. Artinya, semua fiil termasuk mabni kecuali yang tadi disebutkan.

Mengenai bina fiil, akan dibahas secara rinci dalam pembahasan yang khusus. Sebagai gambaran, bina fiil adalah ketika suatu fiil tetap tidak berubah meskipun dimasuki adat yang menashabkan. 

Contohnya lan yaktubna (لَنْ يَكْتُبْنَ), lafadz yaktubna tidak berubah bahkan ketika marfu maupun majzum pun tetap lafadznya dalam keadaan yaktubna. 

Berbeda dengan yaktubu (يَكْتُبُ) misalnya. Ketika ada adat nashab berubah menjadi lan yaktuba (لَنْ يَكْتُبَ). Perubahan baris tersebut menandakan bukan bina fiil, tapi i'rab fiil.

Wallahu a'lam

*Beberapa sumber diambil dari kitab almuyassar fī 'ilmin-nahwi

*Para pembaca harus terbiasa dengan istilah i'rab, mu'rab, bina, dan mabni. Begitupun istilah marfu', manshub, majrur, dan majzum. Karena istilah-istilah tersebut akan terus muncul dalam setiap materi. Sengaja tidak semua istilah diterangkan secara rinci untuk lebih diperdalam pembahasannya dalam materi khusus. 

*Harap memahami materi ini dengan baik sebelum membaca materi ilmu nahwu berikutnya