Ilmu Nahwu: Perbedaan Huruf, Kalimat, dan Jumlah

Isim adalah kalimat yang memiliki arti dan tidak dibarengi waktu. Fiil dibarengi dengan waktu. Jumlah terdiri dari jumlah ismiyyah dan jumlah filiyyah
Perbedaan huruf, kalimat, dan jumlah dalam ilmu nahwu
Dok. Pribadi

 


Pembahasan huruf, kalimat, dan jumlah ini perlu dipahami secara betul-betul, karena materi dasar ini akan menentukan pemahaman kita di materi berikutnya.

Padanan Huruf, Kalimat, dan Jumlah dalam Bahasa Arab dengan  Bahasa Indonesia

Berikut padanan huruf, kalimat, dan jumlah dalam bahasa indonesia.

Huruf

Yang dimaksud dengan huruf adalah huruf sebagaimana bahasa Indonesia. Di bahasa Arab dikenal dengan huruf hijaiyyah (alif, ba, ta, dan seterusnya), sedangkan di bahasa Indonesia dikenal dengan alfabet (a, b, c, dan seterusnya). 

Bedanya, huruf dalam bahasa Arab tidak hanya terdiri dari huruf mabani/hijaiy atau yang kita sebut hijaiyyah, tapi juga terdapat yang disebut huruf ma'ani, yaitu huruf yang memiliki arti. Misalnya huruf ب  , yang memiliki arti “dengan”. Adapun di bahasa Indonesia tidak ada jenis huruf seperti ini.

Kalimat

Adapun kalimat dalam bahasa Arab merupakan apa yang disebut kata dalam bahasa Indonesia. Sama seperti bahasa Indonesia yang jenis katanya terdapat kata benda, kata kerja, dan kata sambung. 

Jumlah

Sedangkan jumlah dalam bahasa Arab adalah kalimat atau kalimat sempurna. Kalimat atau kalimah dalam bahasa Arab adalah kata dalam bahasa Indonesia. 

Kesimpulan

Terdapat kesesuaian maupun perbedaan antara istilah huruf, kalimat, dan jumlah dalam bahasa Arab dengan padanannya di bahasa Indonesia. Perlu diketahui bahwa gramatika bahasa Arab amat sangat terstruktur. Dari segi keilmuan bahasanya saja sangatlah banyak, misalnyas di samping ilmu nahwu dikenal pula ilmu sharaf, i'rab, belum lagi ilmu balaghah.

Di bahasa Indonesia, hanya dikenal peruntukan tunggal dan jamak. Serta penggunaan kata untuk laki-laki maupun perempuan pun tidak terdapat perbedaan.

Berbeda dengan bahasa Arab, ada penggunaan yang membedakan mudzakar dan muanats. Objeknya pun tidak hanya tunggal dan jama', tapi ada pula mutsana (menunjukan dua).

Bahkan, jama' pun terbagi banyak lagi. Inilah kaidah gramatika bahasa Arab yang sangat sitematis, salah bila kita memahaminya sebagai gramatika yang sulit. Apabila kita melihat dengan pandangan yang haus ilmu, betapa indahnya gramatika bahasa alquran ini yang terorganisir dari mulai lafadz, makna, sighat, hingga fungsi dan kedudukannya.

Macam-macam Huruf

Huruf terdiri dari huruf mabani dan huruf ma'ani. Huruf mabani adalah yang dikenal dengan  istilah huruf hijaiyyah. Contohnya  ا،ب،ت, dan seterusnya. Huruf-huruf tersebut tidak memiliki arti. Berbeda dengan huruf ma'ani, huruf ini adalah huruf yang memiliki arti. Contohnya في, artinya di dalam. على, artinya di atas.

Macam-macam Kalimat

Kalimat terdiri dari 3 macam. 

1. Isim

Isim adalah kalimat yang memiliki arti dan tidak dibarengi waktu. Maksud dari tidak dibarengi waktu, bahwa waktu terdiri dari masa lampau (menggunakan 'telah'), masa sekarang (menggunakan 'sedang') dan masa yang akan datang (menggunakan 'akan').

Tidak ada isim yang dibarengi oleh waktu. Misalnya 'sedang buku'. Ini sangat tidak mungkin karena penyertaan waktu hanya berlaku untuk fiil.

Isim yang merupakan kata benda ini, terdapat ciri-cirinya dalam bahasa arab. Yang pertama, kasroh. Contohnya: مَلِكِ النَّاسِ، huruf kaf dan sin dalam ayat ini berharokat kasroh sehingga keduanya merupakan isim. Yang kedua, alif lam. Contohnya: الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ,  terdapat dua alif lam dari ayat ini sehingga keduanya merupakan isim. Yang ketiga, tanwin. Baik tanwin fatah, kasroh, maupun dhommah. Contohnya:  

طَيْرًا أَبَابِيْل، huruf ra yang berharokat tanwin fatah maka kalimat thairān adalah isim. 

Dan yang terakhir, huruf jar.

Huruf jar terdiri dari: min, ilā, 'an, 'alā, fī, rubba, ba, kaf, lam.

من - إلى - عن - على - في - رب - الباء - الكاف - اللام

Setiap kalimat yang terdapat huruf jar, maka kalimat tersebut adalah isim. 

Contohnya: مِنَ اللهِ, lafadz Allah sebagai isim karena terdapat huruf jar yaitu مِنْ.

2. Fiil

Fiil adalah kalimat yang memiliki arti dan dibarengi oleh waktu. Sebagaimana dijelaskan di atas, maksud dari terikat waktu adalah penggunaan lafadz-lafadz tadi. Contohnya: telah belajar, sedang bermain, dan seterusnya.

Fiil sebagai kata kerja ini juga memiliki ciri-ciri. Yang pertama,قد. Setiap kalimat yang diawali ini adalah fiil. Contoh: قد قامت الصلاة. Kalimat qômat adalah fiil. 

Yang kedua, sin. Contohnya: َسَيَعْلَمُوْن، kalimat ya'lamūn adalah fiil karena diawali sin. 

Yang ketiga, سوف. Contohnya:  سَوْفَ تعلمون, maka ta'lamūna sebagai fiil.

Yang keempat, ta tanits sakinah (ta yang menunjukan perempuan). Contohnya: ذَهَبَتْ

3. Huruf

Huruf adalah kalimat yang ditidak dipahami kecuali disertai dengan kalimat lainnya. Tidak seperti isim dan fiil yang memiliki tanda/ciri, huruf tidak terdapat ciri-ciri khusus. 

Namun, jika ada kalimat yang tidak memiliki ciri-ciri isim dan fiil, serta maknanya tidak dipahami kecuali dilengkapi kalimat lain, maka dapat dipastikan bahwa itu adalah huruf.


Macam-macam jumlah

Jumlah terdiri dari jumlah ismiyyah dan jumlah fi'liyyah. Jumlah ismiyyah adalah jumlah yang diawali dengan isim. 

Contohnya:  اْلأُمُّ تَأْكُلُ الْخُبْزَ، artinya ibu sedang makan roti. Ibu di sana merupakan isim, lihat saja tandanya terdapat alif lam. 

Sedangkan jumlah fi'liyah adalah jumlah yang diawali dengan fiil. 

Contohnya:  تَأْكُلُ الْأُمُّ الْخُبْزَ، jika dialihbahasakan, artinya tetap: ibu memakan roti. 

Dalam bahasa arab, meskipun diawali dengan fiil (kalimat sedang makan), tetapi maknanya tetap sama. Bukan menjadi: sedang makan ibu roti.

Karena ketika dialihbahasakan ke dalam bahasa Indonesia, maka mengikuti kaidah bahasa Indonesia: subjek-predikat-objek.

Oleh karena itulah gaya penuturan jumlah dalam bahasa arab memiliki dua versi, diawali dengan isim maupun fiil. Tetapi maknanya tetap sama jika dialihbahasakan ke dalam bahasa Indonesia.


TerlamaLebih baru