Setelah membahas mengenai fiil tsulatsi mujarad beserta rinciannya, berikut pembahasan mengenai fiil tsulatsi mazid.
Bila fiil tsulatsi mujarad kosong dari tambahan huruf, maka fiil tsulatsi mazid adalah yang terdapat tambahan huruf.
Kesamaan keduanya adalah memiliki kata dasar sebanyak tiga huruf, sekalipun fiil tsulatsi mazid terdapat huruf tambahan, tapi kata dasarnya tetap ada tiga huruf.
Misalnya lafadz أَذْهَبَ, sekalipun terdapat tambahan huruf hamzah, tetapi kata dasarnya tetap tiga huruf, yaitu dari kata ذهب.
Fiil tsulatsi ini terbagi menjadi tiga bagian: fiil tsulatsi mazid fih harfun (fiil tsulatsi yang tambahannya satu huruf), fiil tsulatsi mazid fih harfani (fiil tsulatsi yang terdapat tambahan dua huruf), dan fiil tsulatsi mazid tsalatsatu ahrufin (fiil tsulatsi yang terdapat tambahan tiga huruf).
Pada materi ini akan dibahas mengenai fiil tsulatsi mazid fih harfun.
Fiil Tsulatsi Mazid fih Harfun
Fiil tsulatsi mazid fih harfun terdiri dari tiga bab.
Bab Pertama
أَفْعَلَ يُفْعِلُ إِفْعَالًا
Tashrif Ushul
أَفْعَلَ يُفْعِلُ إِفْعَالًا مُفْعِلٌ مُفْعَلٌ
أَفْعِلْ لَاتُفْعِلْ مُفْعَلٌ مُفْعَلٌ أُفْعِلَ يُفْعَلُ
Catatan: tidak ada isim alat
Faidah
1. Untuk memuta'adikan fiil lazim
Contohnya lafadz نزل berikut:
نَزَلَ الْمَطَرُ
"Hujan telah turun"
Kata turun adalah bentuk fiil lazim (tidak membutuhkan maf'ul bih), bagaimana mengubahnya menjadi muta'adi (membutuhkan maf'ul bih? Salah satunya menggunakan wazan أفعل, sehingga menjadi:
أَنْزَلَ اللهُ الْمَطَرَ
"Allah telah menurunkan hujan"
2. Untuk menunjukan makna 'berubah menjadi'
(للصيرورة)
Contoh:
أَثْمَرَ الْبُسْتَانُ
"Kebun itu berubah menjadi berbuah"
3. Untuk menunjukan makna 'mendapatkan' (للوجدان)
Contohnya:
أَبْخَلْتُهُ, maksudnya adalah وجدته بخيلا (aku mendapatkan dia seorang yang bakhil)
ولا تطع من أغفلنا قلبه عن ذكرنا, maksud dari أغفلنا yaitu وجدنا قلبه غافلا (kami mendapatkan hatinya lalai)
4. Untuk menunjukan masuknya waktu atau tempat pada sesuatu
Contoh:
أَصْبَحَ الْمُسَافِرُ, maksudnya adalah دخل في الصباح (seorang musafir telah memasuki waktu pagi)
أَعْرَقَ الْأَمِيْرُ, maksudnya adalah دخل في العرق (seorang pemimpin memasuki negeri Irak)
5. Untuk menunjukan makna 'datang atau tiba' (للحينونة)
Contoh:
أحْصَدَ الزَّرْعَ, maksudnya adalah حان وقت حصاده (waktu tanaman untuk panen telah tiba)
Bab Kedua
فَعَّلَ يُفَعِّلُ تَفْعِيْلًا
Tashrif Ushul
فَعَّلَ يُفَعِّلُ تَفْعِيْلًا مُفَعِّلٌ مُفَعَّلٌ
فَعِّلْ لَاتُفَعِّلْ مُفَعَّلٌ مُفَعَّلٌ فُعِّلَ يُفَعَّلُ
Catatan: tidak ada isim alat
Faidah
1. Untuk memuta'adikan fiil lazim (للتعدية)
Selain wazan أفعل, wazan فعّل pun memiliki fungsi memuta'adikan fiil lazim. Contohnya lafadz خرج yang artinya keluar (lazim), berubah menjadi خرّج yang artinya mengeluarkan (muta'adi).
خَرَّجَ مُسْلِمٌ الْحَدِيْثَ
"Muslim mengeluarkan hadits"
2. Menunjukan makna 'banyak' (للتكثير)
Contoh dalam fiil: طَوّفَ زَيْدٌ الْكَعْبَةَ, maksudnya adalah أكثر الطواف (Zaid banyak melakukan thawaf di ka'bah)
Contoh dalam fail: مَوَّتَتِ الْإِبِلُ, maksudnya adalah كثر فيها الموت (banyak unta yang mati)
Contoh dalam maf'ul: غَلَّقَ الولَدُ الْبَاب , maksudnya adalah أغلق أبوابا كثيرا (seorang anak lelaki mengunci banyak pintu)
3. Menisbatkan maf'ul kepada asal fiil
Contoh:
كَفَّرْتُهُ وَ فَسَّقْتُهُ, maksudnya adalah نسبته إلى الكفر و الفسوق (aku menisbatkannya pada kekufuran dan kefasikan)
4. Menafikan (للسلب)
Contoh:
قَشَّرَ زَيْدٌ الرُّمَانَ, maksudnya adalah زال قشره (Zaid mengupas kulit buah delima)
5. Menunjukan makna 'menghadap' (للتوجه)
Contoh:
شَرَّقَ خَالِدٌ وَ غَرَّبَ
Maksudnya adalah توجّه نحو الشرق و الغرب (Khalid menghadap ke arah timur dan barat)
6. Meringkas susunan jumlah
Contoh:
هَلَّلَ أَيْ قال لا إله إلا الله
(هلّل, maksudnya adalah ucapan la ilaha illallah)
كبّر أي قال اللهُ أَكْبَرُ
(كبّر, maksudnya adalah ucapan allahu akbar)
7. Membuat fiil dari isim
Contoh:
خَيَّمَ الْقَوْمُ, maksudnya adalah ضربوا الخيام (mereka membuat tenda)
Bab Ketiga
فَاعَلَ يُفَاعِلُ مُفَاعَلَةً
Tashrif Ushul
فَاعَلَ يُفَاعِلُ مُفَاعَلَةً وَ فِعَالًا وَ فِيْعَالًا مُفَاعِلٌ مُفَاعَلٌ
فَاعِلْ لَاتُفَاعِلْ مُفَاعِلٌ مُفَاعِلٌ فُوْعِلَ يُفَاعَلُ
Catatan:
-Mashdar ada tiga bentuk: مفاعلة، فعالا، فيعالا
-Tidak ada isim alat
Faidah
1. Menunjukan musyarakah dua pelaku (makna saling)
ضَارَبَ زَيْدٌ عَمْرًا
"Zaid dan Amr saling memukul"
2. Terkadang menunjukan satu pelaku
Contoh:
قاتَلَهُمُ الله
"Allah telah membinasakan mereka"
3. Untuk menunjukan 'banyak' (للتكثير)
Contoh:
و الله يُضَاعِفُ لِمَنْ يشَاء
"Dan Allah banyak memberi pahala (melipatgandakan pahala) bagi siapa saja yang dikehendakiNya"
4. Menunjukan makna fiil mujarrad
Contoh:
سَافَرْتُ أي سفَرْتُ
"Aku telah safar"
5. Menunjukan makna أفعل untuk memuta'adikan
Contoh:
بَاعَدْتُ الشَّرِيْرَ أَيه أَبْعَدْتُهُ
"Aku menjauhi penjahat"
6. Menunjukan muwalah / berkesinambungan / berturut-turut (للموالاة)
Contoh:
طَالَعْتُ الْكِتَابَ - وَ تَابَعْتُ الْقِرَاءَةَ
"Aku menelaah sebuah kitab dan aku mengikuti qira'ah"
Wallahu a'lam