Materi tasybih meliputi rukun, pembagian, dan tujuan tasybih. Adapun definisi tasybih sudah dibahas di materi sebelumnya.
Berikut rincian pembahasan tasybih.
Rukun-rukun Tasybih
Rukun-rukun tasybih ada empat: musyabbah, musyabbah bih, adatut-tasybih, dan wajhus-syibhi.
Khusus dua rukun (musyabbah dan musyabbah bih) dinamai tharafait-tasybih (dua ujung tasybih). Berikut penjelasan masing-masing rukun.
الْمُشَبَّهُ هُوَ الْأَمْرُ الْمُلْحَقُ بِغَيْرِهِ
Musyabbah adalah sesuatu yang diserupakan dengan sesuatu yang lain
الْمُشَبَّهُ بِهِ هُوَ الْأَمْرُ الَّذِي يُلْحَقُ بِهِ الْمُشَبَّهُ
Musyabbah bih adalah sesuatu yang diserupai dengan musyabbah
أَدَاةُ التَّشْبِيْهِ هِيَ اللَّفْظُ الَّذِي يَدُلُّ عَلَى التَّشْبِيْهِ
Adatut-tasybih adalah lafadz yang menunjukan tasybih
وَجْهُ الشِّبْهِ هُوَ الْوَصْفُ الْخَاصُّ الَّذِي يَشْتَرِِكُ فِيْهِ الطَّرَفَانِ
Wajhus-syibhi adalah sifat khusus pada tharafani (sifat khusus yang membuat munculnya penyerupaan antara musyabbah dan musyabbah bih)
Contoh:
الْعِلْمُ كَا النُّوْرِ فِي الْهِدَايَةِ
"Ilmu bagaikan cahaya dalam memberi petunjuk"
العِلْمُ: sebagai musyabbah
كَا: sebagai adatut-tasybih
النُّوْرِ: sebagai musyabbah bih
فِي الْهِدَايَةِ: sebagai wajhus-syibeh
Mengapa?
Karena 'ilmu' sebagai sesuatu yang diserupakan dengan cahaya
Karena 'bagaikan' sebagai adat penopang yang berfungsi menunjukan adanya penyerupaan sesuatu dengan sesuatu
Karena 'cahaya' sebagai sesuatu yang diserupai dengan ilmu.
Karena 'dalam memberi petunjuk' sebagai sifat khusus yang menjadi sebab dikaitkannya ilmu dengan cahaya.
Adapun mengenai adatut-tasybih, ada yang berbentuk huruf, isim dan fiil. Baik berbentuk huruf, isim atau huruf, semuanya memiliki makna sama yang menunjukan penyerupaan. Bisa berupa: bagaikan, seakan-akan, seolah-olah, seumpama, dan lain-lain yang memiliki arti semisal.
Contoh adatut-tasybih berbentuk huruf: الْكَافُ dan كَأَنُّ
Contoh adatut-tasybih berbentuk isim: مِثْلُ dan شِبْهُ
Contoh adatut-tasybih berbentuk fiil: يُشَابِهُ dan يُمَاثِِلُ
Catatan:
-Untuk adatut-tasybih كَأَنَّ, difungsikan sebagai adatut-tasybih apabila khabar ka-anna nya berupa isim jamid. Contoh كَأَنَّكَ أَسَدٌ yang artinya seolah-olah engkau adalah singa.
Namun, apabila khabar ka-anna nya berupa isim musytaq, maka bukan lagi sebagai adat tasybih, karena dimaknai syak (ragu). Contohnya كَأَنَّكَ فَاهِمٌ yang artinya seolah-olah engkau paham.
Mengenal Isim Jamid dan Isim Musytaq
-Apabila adatuttasybih dan wajhus-syibh dibuang, maka tasybih jenis ini dinamai tasybih baligh.
Contohnya: الْعُلَمَاءُ مَصَابِيْحُ الدُّنْيَا
"Ulama adalah pelita dunia"
Asalnya الْعُلَمَاءُ كَمَصَابِيْح الدُّنْيَا فِي الْهِِداَيَةِ
Huruf Kaf sebagai adatuttasybih, dan في الهداية sebagai wajhus-syibh dibuang. Maka tasybih yang demikian dinamakan tasybih baligh.
Pembagian Tasybih
1. Pembagian tasybih Ditinjau dari Tharafait-Tasybih (Musyabbah dan Musyabbah bih)
a. Tasybih mufrad bimufrad
Yaitu yang musyabbahnya ada satu, dan musyabbah bihnya pun satu.
Contohnya: الْعِلْمُ كَا النُّوْرِ فِي الْهِدَايَةِ
Musyabbahnya ada satu, yaitu العلم
Musyabbah bih-nya ada satu, yaitu النور
b. Tasybib murakkab bimurakkab
Yaitu yang musyabbah nya ada dua, dan musyabbah bih nya ada dua.
Contoh:
وَ الْبَدْرُ فِي كَبَدِ السَّمَاءِ كَدِرْهَمٍ مُلْقًى عَلَى دِيْبَاجَةِ زَرْقَاءِ
"Dan bulan purnama yang ada di ufuk langit bagaikan uang dirham yang diletakan di atas baju mahkota berwarna biru"
Musyabbahnya ada dua: وَ الْبَدْرُ dan فِي كَبَدِ السماءِ
Musyabbah bihnya pun ada dua: درهم dan ملقى على ديباجة زرقاء
c. Tasybih mufrad bimurakkab
Yaitu yang musyabbahnya ada satu, sedangkan musyabbah bih ada dua
Contoh:
وَحَدَائِقٌ لَيْسَ الشَّقِيْقَ نَبَاتُهَا كَاالْعُرْجُوَانِ مُنَقَّط بِالْعَنْبَرِ
"Dan kebun-kebun yang tidak ada bunga syaqiqnya, tumbuhannya bagaikan urjuwan (bunga berwarna merah) yang dititiki dengan minyak anbar"
Musyabbahnya ada satu, yaitu:
و حدائق ليس الشقيق نباتها
Musyabbah bih nya ada dua, yaitu الأرجوان dan منقط با العنبر
d. Tasybih murakkab bimufrad
Yaitu musyabah ada dua, musyabbah bihnya satu
Contoh:
لَا تَعَجَّبُوا مِنْ خَالِهِ فِي خَدِّهِ كُلُّ الشَّقِيْقِ بِنُقْطَةٍ سَوْدَاءِ
"Janganlah kamu kaget dengan tahi lalat di pipinya. Setiap bunga syaqiq dititiki dengan titik hitam"
Musyabbahnya dua, yaitu: من خاله dan في خده
Musyabbah bihnya ada satu, yaitu:
كل الشقيق بنقطة سوداء
2. Pembagian Tasybih Ditinjau dari Wajhus-Syibhi
a. Tasybih Tamtsil
Yaitu tasybih yang wajhus-syibh nya terdapat sifat yang diambil dari yang berbilang.
Contoh:
وَمَا الْمَرْءُ إِلَّا كَا الشَّهَابِ وَ ضَوْئُهُ يُوَافِي تَمَامَ الشَّهْر ثُمَّ يَغِيْبُ
"Tidaklah seseorang melainkan bagaikan awan, dan cahayanya menyempurnakan kesempurnaan bulan, kemudian menghilang"
Maka wajhus-syibhnya adalah cepatnya hilang (سرعة الفناء)
b. Tasybih ghair tamtsil
Yaitu tasybih yang wajhus-syibhnya tidak diambil dari yang berbilang.
Contoh: وَجْهُهُ كَا الْبَدْرِ
"Wajahnya bagaikan purnama"
c. Tasybih mufashshal
Yaitu tasybih yang wajhus-syibhnya disebutkan.
Contoh: اللِّسَانُ كَا الْحَيَّةِ فِي الْأَذَى
"Lisan bagaikan ular dalam menyakiti"
في الأذى sebagai wajhus-syibh yang disebutkan.
d. Tasybih mujmal
Yaitu tasybih yang wajhus-syibhi nya tidak disebutkan.
Contoh: الْعِلْمُ فِي الصِّغَرِ كَاالنَّقْشِ فِي الْحَجَرِ
"Belajar di waktu kecil bagaikan mengukir di atas batu"
فِي قُوَّتِهِ sebagai wajhus-syibhi yang tidak disebutkan.
3. Pembagian Tasybih Ditinjau dari Adatut-Tasybih
a. Tasybih mursal
Yaitu tasybih yang adatut-tasybihnya disebutkan.
Contoh: أَنْتَ كَا الْبَحْرِ فِي النَّفْعِ
"Kamu bagaikan lautan dalam memberi manfaat"
Huruf كَا sebagai adatut-tasybih yang disebutkan.
b. Tasybih muakkad
Yaitu tasybih yang adatut-tasybihnya dibuang.
Contoh: أَنْتَ بَحْرٌ فِي النَّفْعِ
"Kamu adalah lautan dalam memberi manfaat"
Tujuan-tujuan Tasybih
Tujuan tasybih adalah untuk menjelaskan musyabbah dalam hal-hal berikut:
1. Menjelaskan kedudukan musyabbah
Contoh:
وَ زَادَ بِكَ الْحَسَنُ الْبَدِيْعُ نَضَارَةً كَأَنَّكَ فِي وَجْهِ الْمَلَاحَةِ خَالٌ
"Bertambahnya kecantikanmu yang tiada tara, seperti engkau di wajah yang manis ada tahi lalatnya"
Syair ini menjelaskan kecantikan yang tiada tara, yang diserupakan dengan perempuan yang ada tanda tahi lalatnya.
2. Menjelaskan keadaan musyabbah
Contoh:
كَأَنعَكَ شَمْسٌ وَ الْمُلُوْكَ كَوَاكِبٌ، إذْ طََلَعَتْ لَمْ يَبْدُ مِنْهُنَّ كَوْكَبٌ
"Seolah-olah engkau adalah matahari dan raja adalah bintang-bintang, yang jika ia muncul, tidak nampak bintang-bintang itu satupun"
Syair ini menyerupakan 'engkau' dengan 'matahari' karena sama-sama terlihat. Dan menyerupakan raja dengan bintang-bintang karena tidak terlihat saat disandingkan dengan engkau.
3. Menunjukan jumlah keadaan (kadar) musyabbah
Contoh:
فِيْهَا اثْنَتَانِ وَ أَرْبَعُوْنَ حَلْوْبَةً، سُوْدًا كَخَافِيَةِ الْغُرَابِ الأَسْحَمِ
"Dalam rombongan itu ada empatpuluh dua unta perah yang hitam bagaikan bulu sayap burung gagak yang hitam"
Syair ini menjelaskan kadar warna hitam
4. Menetapkan keadaan musyabbah
Contoh:
إِنَّ الْقُلُوْبَ إذََا تَنَافَرَ وُدُّهَا مِثْْلُ الزُّجَازَةِ كَسْرُهَا لَا يُجْبَرُ
"Sesungguhnya hati apabila telah hilang kasih sayangnya, bagaikan kaca yang apabila pecah tidak dapat ditambal"
Syair ini menetapkan keadaan hilangnya rasa cinta dengan kaca yang pecah. Wajhus syibh nya adalah sama-sama sulit untuk kembali pada keadaan seperti semula.
5. Membaguskan/Memperindah musyabbah
Contoh:
سَوْدَاءُ وَاضِحَةِ الْجَبِيْنِ كَمُقْلَةِ الظَّبِيِّ الْغَرِيْرِ
"Wanita hitam yang terlihat dahinya bagaikan biji mata biawak yang indah"
Syair ini menyerupakan hitamnya wanita seperti biji mata biawak yang indah dalam rangka memujinya. Wajhus-syibhnya adalah sama-sama memiliki keindahan.
6. Menjelek-jelekan Musyabbah
Contoh:
وَ إِذَا أَشَارَ مُحَدِّثًا فَكَأَنَّكَ قِرْدٌ يُقَهْقِهُ أَوْ عَجُوْزٌ تُلْطَمُ
"Ketika ia berisyarat sambil berbicara, seolah-olah ia adalah monyet yang tertawa terbahak-bahak atau nenek-nenek yang menampar pipinya"
Syair ini wajhus-syibhnya adalah sama-sama memiliki perbuatan jelek.
Catatan:
Dan terkadang tujuan tasybih tidak hanya menjelaskan musyabbah, ada yang menjelaskan musyabbah bih apabila keduanya dibalik.
Susunan musyabbah dan musyabbah bih yang dibalik disebut tasybih maqlub. Contohnya:
ُوَ بدَا الصَّبَاحُ كأنَّ غُرَّتَهُ وجْهُ الْخَلِيْفَةِ حِيْنَ يُمْتَدَح
"Telah nampak waktu pagi seolah-olah awalnya itu wajah khalifah ketika disanjung-sanjung"
Susunan lazimnya adalah وجه الخليفة كغرته (wajah khalifah bagaikan waktu pagi), namun syair ini menyerupan terangnya pagi bagaikan wajah khalifah, musyabbahnya dianggap sebagai musyabbah bih (dibalik) sehingga dinamai tasybih maqlub.
Wallahu a'lam