Khabar Inna wa Akhawatuha
Inna wa akhawatuha memiliki fungsi yang berkebalikan dengan kana wa akhawatuha. Bila kana wa akhawatuha berfungsi merafa'kan mubtada dan menashabkan khabar, maka inna wa akhawatuha berfungsi menasabkan mubtada dan merafakan khabar. Sama seperti kana wa akhawatuha yang berganti nama, mubtada ketika dimasuki inna wa akhawatuha berubah namanya menjadi isim inna wa akhawatuha, sedangkan khabar mubtada menjadi khabar inna wa akhawatuha.
Contoh:
اللهُ سَمِيْعٌ
"Allah maha mendengar"
Keduanya marfu dengan dhammah
Menjadi
إِنَّ اللهَ سَمِيْعٌ
"Sesungguhnya Allah maha mendengar"
اللهَ: isim inna manshub dengan fatah
سَمِيْعٌ: khabar inna marfu' dengan dhammah
Perhatikan contoh di atas. Susunan asalnya adalah mubtada khabar, keduanya sama-sama marfu. Kemudian dimasuki inna, maka mubtada berubah menjadi manshub sebagai isim inna, sedangkan khabar mubtada tetap marfu' sebagai khabar inna. Huruf inna memiliki arti 'sesungguhnya'.
Akhawatu Inna
Saudara-saudara inna ada lima, antara lain sebagai berikut:
1. أَنَّ: sesungguhnya / bahwasanya
2. كَأَنَّ: seakan-akan / seolah-olah
3. لٰكِنَّ : akan tetapi
4. لَيْتَ: mudah-mudahan
5. لَعَلَّ: mudah-mudahan
Sama seperti saudara kana yang berfungsi sama dengan kana, saudara-saudara inna pun memiliki fungsi yang sama dengan inna, yaitu menashabkan isimnya dan merafakan khabarnya. Sebagai contoh ketika dimasuki كأنّ:
كَأنَّكَ شَمْسٌ
"Seakan-akan engkau adalah matahari"
كَ: sebagai isim ka-anna manshub mabni dengan fatah
شَمْسٌ: sebagai khabar ka-anna marfu dengan dhammah
Catatan:
-Meski bermakna sama, inna (إِنَّ) dan anna (أَنَّ) memiliki perbedaan pada:
a. Inna terletak di awal kalimat, sedangkan anna tidak terletak di awal kalimat.
Contoh:
إِنَّ الْوَلَدَ مَرِيْضٌ
"Sesungguhnya seorang anak laki-laki itu sakit"
أَظُنُّ أَنَّ الْوَلَدَ مَرِيْضٌ
"Aku mengira sesungguhnya seorang anak laki-laki itu sakit."
b. Dalam hal keberadaan setelah fiil, inna terletak setelah fiil 'qāla yaqūlu (قَالَ يَقُوْلُ). Sedangkan anna terletak setelah fiil selain qāla yaqūlu.
Contoh:
قَالَ إنَّ الْوَلَدَ مَرِيْضٌ
"Ia berkata: sesungguhnya seorang anak laki-laki sakit"
سَمِعَ أَنَّ الْوَلَدَ مَرِيْضٌ
"Ia mendengar bahwasanya seorang anak laki-laki itu sakit"
-Laita (ليت) dan la'alla (لعلّ) pun memiliki perbedaan dalam hal:
a. Laita adalah tamanni: mengharap yang tidak mungkin. Sedangkan la'alla adalah tarajji: mengharap perkara yang pasti atau mungkin terjadi.
b. Contoh laita adalah:
لَيْتَ الشَّبَابَ عَائِدٌ
"Seandainya pemuda itu kembali"
Contoh la'alla adalah:
لَعَلَّ الإِمْتِحَانَ سَهْلٌ
"Semoga ujiannya mudah"
Macam-macam Isim Inna
1. Isim Inna zhahir
Contoh:
إِنَّ اللهَ سَمِيْعٌ
Lafadz Allah sebagai isim inna zhahir
2. Isim Inna Dhamir
Contoh:
إِنَّهَا مَرِيْضَةٌ
Lafadz ها : sebagai isim inna dhamir
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai dhamir dapat dilihat di ilmu sharaf di sini.
Wallahu a'lam
*Untuk materi tawabi' akan dibahas di majruratul asma